Minggu, 09 Januari 2011

Asal muasal nama Tanjung Balai

Sejarah Kerajaan Asahan dimulai dengan penobatan raja pertama kerajaan tersebut yang berlangsung meriah disekitar kampung Tanjung. Peristiwa penabalan raja pertama kerajaan Asahan tersebut terjadi tepatnya pada tanggal 27 Desember 1620, dan tanggal 27 Desember kemudian ditetapkan sebagai “Hari Jadi Kota Tanjungbalai” den-gan surat keputusan DPRD Kota Tanjungbalai Nomor : 4/DPRD/TB/1986 Tanggal 25 November 1986.
Mengenai asal usul nama kota “Tanjungbalai” menurut cerita rakyat yang ada di Tanjungbalai bermula dari sebuah kampung yang ada disekitar ujung tanjung di muara Sungai Silau dan aliran Sungai Asahan.
Lama kelamaan balai yang dibangun semakin ramai disinggahi karena tempatnya yang strategis sebagai bandar kecil tempat melintas ataupun orang – orang  yang ingin bepergian ke hulu Sungai Silau. Tampat itu kemudian dinamai “Kampung Tanjung” dan orang lazim menyebutnya balai “Di Tanjung”.
Ditemukannya Kampung Tanjung kemudian menjadikan daerah itu menjadi    semakin ramai dan berkembang menjadi sebuah negeri. Penabalan Sultan Addul Jalil  sebagai raja pertama Kerajaan Asahan di Kampung Tanjung kemudian memulai sejarah pemerintahan Kerajaan Asahan pada tahun 1620.
Dalam catatan sejarah, Kerajaan Asahan pernah diperintah oleh delapan orang raja yang sejak raja pertama Sultan Abdul Jalil pada tahun 1620 sampai dengan Sultan Syaibun Abdul Jalil Rahmadsyah tahun 1933, yang kemudian mangkat pada tanggal      17 April 1980 di Medan dan di makamkan di kompleks Mesjid Raya Tanjungbalai.
Pertumbuhan dan perkembangan Kota Tanjungbalai sejak didirikan sebagai Gementee berdasarkan Besluit G.G. tanggal  27 Juni 1917 dengan Stbl.1917 No. 284,  se-bagai akibat dibukanya perkebunan-perkebunan di derah Sumatera Timur termasuk daerah Asahan seperti H.A.P.M., SIPEF, London Sumatera (Lonsum) dan lain-lain, maka Kota Tanjungbalai sebagai kota pelabuhan dan pintu masuk ke daerah Asahan menjadi penting artinya bagi perkembangan perekonomian Belanda.
Dengan telah berfungsinya jembatan Kisaran dan dibangunnya jalan kereta api Medan – Tanjungbalai, maka hasil-hasil dari perkebunan dapat lebih lancar disalurkan atau di ekspor melalui kota pelabuhan Tanjungbalai.
Untuk memperlancar kegiatan perkebunan, maskapai-maskapai Belanda     membuka kantor dagangnya di kota Tanjungbalai antara lain: kantor K.P.M., Borsumeij dan lain-lain, maka pada abad XX mulailah penduduk bangsa Eropa tinggal menetap di kota Tanjungbalai. Assisten Resident van Asahan berkedudukan di Tanjungbalai dan karena jabatannya bertindak sebagai Walikota dan Ketua Dewan (Voorzitter van den Gemeen-teraad).
Sebagai kota pelabuhan dan tempat kedudukan Assisten Resident, Tanjungbalai juga merupakan tempat kedudukan Sultan Kerajaan Asahan.
Pada waktu Gementee Tanjungbalai didirikan atas Besluit G.G. tanggal 27 Juni 1917 No. 284, luas wilayah Gementee Tanjungbalai adalah 106 Ha. Atas persetujuan Bupati Asahan melalui maklumat tanggal 11 Januari 1958 No. 260 daerah-daerah yang dikeluarkan (menurut Stbl. 1917 No. 641) dikembalikan pada batas semula, sehingga menjadi seluas 200 Ha.
Dengan dikeluarkannya Undang-Undang Darurat No. 9 tahun 1956, Lembaran Negara 1956 No. 60 nama Hamintee Tanjungbalai diganti dengan Kota Kecil Tanjung-balai dan Jabatan Walikota terpisah dari Bupati Asahan berdasarkan surat Menteri Dalam Negeri tanggal 18 September 1956 No. U.P. 15 / 2/ 3. Selanjutnya dengan UU No. 1 Tahun 1957 nama Kota Kecil Tanjungbalai diganti menjadi Kotapraja Tanjungbalai.
Sementara itu tercatat pula 13 Kepala Daerah yang pernah memimpin Kota Tan-jungbalai sejak Tahun 1956 sampai sekarang yaitu :
1.    Dt. Edwarsyah Syamsura                    [ 1956 – 1958 ]
2.    Wan Wasmayuddin                           [ 1958 – 1960 ]
3.    Zainal Abidin                                    [ 1960 – 1965 ]
4.    Syaiful Alamsyah                              [ 1965 – 1967 ]
5.    Anwar Idris                                       [ 1967 – 1970 ]
6.    Patuan Naga Nasution                       [ 1970 – 1975 ]
7.    H. Bahrum Damanik                          [ 1975 – 1980 ]
8.    Drs. H. Ibrahim Gani                         [ 1980 – 1985 ]
9.    Ir. H. Marsyal Hutagalung                  [ 1985 – 1990 ]
10.   H. Bachta Nizar Lubis, SH.                 [ 1990 – 1995 ]
11.   Drs. H. Abdul Muis Dalimunthe           [ 1995 – 2000 ]
12.   dr. H. Sutrisno Hadi, Sp.OG dan    [ 2000 – 2005 ]                Mulkan Sinaga sebagai Wakil Walikota.
13.   DR. H. SUTRISNO HADI, Sp.OG dan   [ 2005 – Sekarang]
Drs. H. THAMRIN MUNTHE, M.Hum
Dari tahun ke tahun Kota Tanjungbalai terus berkembang, para pendatang dari berbagai tempat dengan tujuan untuk berdagang, kemudian menetap di Tanjungbalai, sehingga kota ini telah menjadi kota yang berpenduduk padat.
Sebelum Kota Tanjungbalai diperluas dari hanya 199 Ha. (2 Km² ) menjadi 60 Km², kota ini pernah menjadi kota terpadat di Asia Tenggara dengan jumlah penduduk lebih kurang 40.000 orang dengan kepadatan penduduk lebih kurang 20.000 jiwa per Km².
Akhirnya Kota Tanjungbalai diperluas menjadi ± 60 Km² dengan terbitnya   Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 20 Tahun 1987, tentang perubahan batas wilayah Kota Tanjungbalai dan Kabupaten Asahan, saat ini Kota Tanjungbalai terdiri dari 5 Kecamatan.
Berdasarkan SK. Gubsu No. 146.1/3372/SK/1993 tanggal 28 Oktober 1993 desa dan kelurahan telah dimekarkan menjadi bertambah 5 desa dan 7 kelurahan        persiapan sehingga menjadi 19 desa dan 11 kelurahan di Kota Tanjungbalai.               Berdasarkan Perda No.23 Tahun 2001 seluruh desa yang ada telah berubah status menjadi Kelurahan, sehingga saat ini Kota Tanjungbalai terdiri dari 30 Kelurahan.
Dengan keluarnya Peraturan Daerah (Perda) Kota Tanjungbalai  Nomor 4 Tahun 2005 tanggal 4 Agustus 2005 tentang pembentukan Kecamatan Datuk Bandar Timur dan Nomor 3 Tahun 2006 tanggal 22 Pebruari 2006 tentang Pembentukan Kelurahan Pantai Johor di Kecamatan Datuk Bandar, maka wilayah Kota Tanjungbalai menjadi 6 Kecamatan dan 31 Kelurahan. Adapun Kecamatan yang ada di Kota Tanjungbalai adalah sebagai berikut :
1.    Kecamatan Datuk Bandar.
2.    Kecamatan Datuk Bandar Timur.
3.    Kecamatan Tanjungbalai Selatan.
4.    Kecamatan Tanjungbalai Utara.
5.    Kecamatan Sei Tualang Raso.
6.    Kecamatan Teluk Nibung
Kota Tanjungbalai terletak diantara 2° 58' LU dan 99° 48' BT, dengan luas wilayah 60,529 Km² ( 6.052,9 Ha.) berada dikelilingi oleh wilayah Kabupaten Asahan dengan batas-batas sebagai berikut:
1.    Sebelah Selatan dengan Kecamatan Simpang Empat.
2.    Sebelah Utara dengan Kecamatan Tanjungbalai.
3.    Sebelah Timur dengan Kecamatan Sei Kepayang.
4.    Sebelah Barat dengan Kecamatan Simpang Empat.

Kedai Kopi

09 Januari 2011
Satu lagi Artis/Anggota DPR-MPR Indonesia meninggal di Tahun 2011.Tepatnya di di minggu awal bulan Februari.Katanya setelah main Futsal kena serangan Jantung."

Sejarah Futsal

Sejarah Futsal
Futsal diciptakan di Montevideo, Uruguay pada tahun 1930, oleh Juan Carlos Ceriani. Keunikan futsal mendapat perhatian di seluruh Amerika Selatan, terutamanya di Brasil. Ketrampilan yang dikembangkan dalam permainan ini dapat dilihat dalam gaya terkenal dunia yang diperlihatkan pemain-pemain Brasil di luar ruangan, pada lapangan berukuran biasa. Pele, bintang terkenal Brasil, contohnya, mengembangkan bakatnya di futsal. Sementara Brasil terus menjadi pusat futsal dunia, permainan ini sekarang dimainkan di bawah perlindungan Fédération Internationale de Football Association di seluruh dunia, dari Eropa hingga Amerika Tengah dan Amerika Utara serta Afrika, Asia, dan Oseania. Pertandingan internasional pertama diadakan pada tahun 1965, Paraguay menjuarai Piala Amerika Selatan pertama. Enam perebutan Piala Amerika Selatan berikutnya diselenggarakan hingga tahun 1979, dan semua gelaran juara disapu habis Brasil. Brasil meneruskan dominasinya dengan meraih Piala Pan Amerika pertama tahun 1980 dan memenangkannya lagi pada perebutan berikutnya tahun pd 1984. Kejuaraan Dunia Futsal pertama diadakan atas bantuan FIFUSA (sebelum anggota-anggotanya bergabung dengan FIFA pada tahun 1989) di Sao Paulo, Brasil, tahun 1982, berakhir dengan Brasil di posisi pertama. Brasil mengulangi kemenangannya di Kejuaraan Dunia kedua tahun 1985 di Spanyol, tetapi menderita kekalahan dari Paraguay dalam Kejuaraan Dunia ketiga tahun 1988 di Australia. Pertandingan futsal internasional pertama diadakan di AS pada Desember 1985, di Universitas Negeri Sonoma di Rohnert Park, California. Futsal The Rule of The Game Peraturan Lapangan permainan 1. Ukuran: panjang 25-42 m x lebar 15-25 m 2. Garis batas: garis selebar 8 cm, yakni garis sentuh di sisi, garis gawang di ujung-ujung, dan garis melintang tengah lapangan; 3 m lingkaran tengah; tak ada tembok penghalang atau papan 3. Daerah penalti: busur berukuran 6 m dari setiap pos 4. Garis penalti: 6 m dari titik tengah garis gawang 5. Garis penalti kedua: 12 m dari titik tengah garis gawang 6. Zona pergantian: daerah 6 m (3 m pada setiap sisi garis tengah lapangan) pada sisi tribun dari pelemparan 7. Gawang: tinggi 2 m x lebar 3 m 8. Permukaan daerah pelemparan: halus, rata, dan tak abrasif Bola 1. Ukuran: 4 2. Keliling: 62-64 cm 3. Berat: 390-430 gram 4. Lambungan: 55-65 cm pada pantulan pertama 5. Bahan: kulit atau bahan yang cocok lainnya (yaitu, tak berbahaya) Jumlah pemain (per tim) 1. Jumlah pemain maksimal untuk memulai pertandingan: 5, salah satunya penjaga gawang 2. Jumlah pemain minimal untuk mengakhiri pertandingan: 2 3. Jumlah pemain cadangan maksimal: 7 4. Jumlah wasit: 2 5. Jumlah hakim garis: 0 6. Batas jumlah pergantian pemain: tak terbatas 7. Metode pergantian: "pergantian melayang" (semua pemain kecuali penjaga gawang boleh memasuki dan meninggalkan lapangan kapan saja; pergantian penjaga gawang hanya dapat dilakukan jika bola tak sedang dimainkan dan dengan persetujuan wasit) Perlengkapan pemain 1. Kaos bernomor 2. Celana pendek 3. Kaos kaki 4. Pelindung lutut 5. Alas kaki bersolkan karet Lama permainan 1. Lama normal: 2x20 menit 2. Lama istiharat: 10 menit 3. Lama perpanjangan waktu: 2x10 menit 4. Ada adu penalti jika jumlah gol kedua tim seri saat perpanjangan waktu selesai 5. Time-out: 1 per tim per babak; tak ada dalam waktu tambahan 6. Waktu pergantian babak: maksimal 10 menit